Minggu, 31 Mei 2009

Cari Kerja Sampai Pingsan

Siapa yang tidak ingin berkerja? Orang tua membiayai anaknya sekolah sampai tingkat tinggi, bahkan kalau mampu, hinga bertitel profesor doktor. Tujuannya agar dapat bekerja dan mencari nafkah. Akan tetapi, jika si anak sekolahnya gagal, oarang tua pasi akan marah dan kecewa. Bukankah orang tua rela membiayai pendidikan anak agar kelak hidup bahagia?.Nah, salah satu upayanya dengan bekerja.

Setelah bertitel sarjana, si anak sudah saatnya mencari kerja. anak ini ternyata juga harus bersaing dengan anak-anak lain yang juga disuruh orang tua masing-masing untuk mnecari kerja. Jadilah mereka bersaing mnecari pekerjaan.

Di lapangan atau ruang tertutup, para pencari kerja yang jumlahnya sangat banyak itu mengikuti tes. Mereka rela berdesak-desakan, bahkan ada yang sampai pingsan, demi memperoleh pekerjaan. Apakah dengan adanya ha ini pemerintah belum mampu menyediakan pekerjaan? Selain itu, apakah masih minimnya sumber daya manusia (SDM) sehingga bayak orang mengandalkan bekerja untuk orang lain daripada menciptakan lapangan kerja sendiri?

Rasanya banyak alasan mengapa banyak orang belum bekerja. Akan tetapi, satu hal yang menjadi harapan banyak orang, yaitu agar pemerintah memperhatikan lapangan kerja di Indonesia, mengurangi penganguran, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, orang yang pingsan saat mencari kerja dapat dikurangi, bahkan dihapus sama sekali. Selain itu, pemerintah sebaiknya menciptakan program yang memotivasi rakyatnya untuk bekerja mandiri, tidak hanya mengantungkan nasipnya kepada orang lain.

Akankah semua itu akan terwujud?Hanya dengan niat baik dan semangat kedua pihak, pemerintah dan rakyatnya, kemungkinan cita-cita luhur mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dapat terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar